Redaksi

Pemimpin Umum: Mahsin * Wkl Pemimpin Umum: Maruli Agus Salim * Pemred/Penjab: As Atmadi * Redpel: Edy Priono * Pemimpin Perusahaan: Kaya Hasibuan

Senin, 20 Desember 2010

Membangun Kota Medan Perlu Inovasi

* Langkah & Tekad Rahudman Harahap (1)
PEMBANGUNAN Kota Medan di tengah tuntutan persaingan global dan tingginya  tuntutan kebutuhan warga kota yang menginginkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik memerlukan inovasi.

Ke depan, kota Medan dituntut tidak hanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai, tetapi juga harus atraktif bagi investasi, menarik untuk dikunjungi, nyaman untuk dihuni dan memiliki lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
Tanpa karakteristik tersebut, sulit bagi kota Medan berperan secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
<!--baca selengkapnya-->

Hal tersebut setelah menyimak, keberadaan dan perkembangan kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dengan dibangunnya kampong Medan Putri tahun 1590 oleh Guru Patimpus, kemudian berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Panglima Perungit yang memisahkan diri dari kekuasaan Kesultanan Aceh.

Selanjutnya perkembangan kota Medan ditandai dengan perpindahan ibukota residen Sumatera Timur dari Bengkalis ke Medan tahun 1887, sampai pada akhirnya diubah menjadi gubernemen yang dipimpin oleh seorang gubernur pada tahun 1915.

Kota Medan secara administratif memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km2) atau 3,6% dari luas keseluruhan provinsi Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.102.105 jiwa, yang terdiri dari berbagai suku dan etnis.
Wilayah Kota Medan sebelah barat, timur, dan selatan berbatasan dengan daerah kabupaten Deli Serdang dan sebelah utara berhadapan langsung dengan selat malaka.

Di samping itu, kota Medan didukung oleh daerah hinterland yang kaya sumber daya alam seperti Kabupaten  Labuhan Batu, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli selatan, kabupaten Mandailing Natal, kabupaten karo, kota Binjai, dan lain-lain.

Kondisi tersebut memberikan kemudahan bagi kota Medan dalam mendorong pertumbuhan ekonominya dan mengembangkan berbagai kerjasama yang sejajar dan menguntungkan.

Dengan kondisi geografis tersebut, Kota Medan juga memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor) di wilayah Indonesia bagian barat.

Posisi strategis tersebut menyebabkan aktivitas perekonomian kota Medan memiliki volume yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Medan, yang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB provinsi Sumatera Utara.

Sesuai kebutuhan pembangunan kota pada masa mendatang, maka penataan ruang kota Medan diupayakan agar mempunyai antisipasi tinggi terhadap perkembangan pembangunan kota, serta harus realistis dan operasional, sekaligus dapat berfungsi sebagai instrumen koordinasi bagi program-program pembangunan kota secara keseluruhan.

Sebagai kota terbesar ketiga di indonesia, Medan saat ini berkembang menjadi pusat kegiatan ekonomi, industri, perdagangan dan jasa regional dan internasional yang didukung oleh potensi wilayah dan sosial budaya masyarakat yang humanis.

Selain posisi Kota Medan sebagai engine of growth pembangunan di Sumatera Utara, sehingga dengan kondisi tersebut, kota Medan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi pengembangan investasi dan ekonomi, sekaligus menjadi tujuan migrasi penduduk dari berbagai penjuru daerah di provinsi sumatera bagian utara, dan berbagai suku bangsa dari berbagai negara.

Pembangunan Kota Medan saat ini tidak bisa terlepas dari tuntutan persaingan global, serta tuntutan kebutuhan warga kota yang semakin besar dan menginginkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Untuk itu penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota lima tahun ke depan, memerlukan berbagai inovasi agar dapat memenuhi tuntutan dimaksud.

Berbagai upaya pembangunan kota telah dilakukan antara lain menyusun dan melaksanakan berbagai kebijakan dan program pembangunan yang efektif seperti peningkatan mutu pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, mendorong kemitraan dan partisipasi yang luas dalam pembangunan kota, serta meningkatkan kemampuan dan mental aparatur yang lebih profesional, kreatif, dan inovatif dalam pelayanan masyarakat serta responsif terhadap perubahan.

Ke depan, kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kota Medan, akan dievaluasi berdasarkan indikator kinerja yang dapat dipercaya, valid dan akurat.

Indikator kinerja pembangunan kota tersebut akan dijadikan sebagai gambaran kemajuan kota secara makro sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan penilaian situasi, merumuskan berbagai alternatif strategi, mengidentifikasi permasalahan strategis dan kendala operasional yang ada dalam rangka memberikan feed back bagi formulasi kebijakan dan program serta kegiatan dalam pembangunan kota di masa yang akan datang.

Walaupun kemajuan pembangunan kota Medan saat ini sudah dapat terlihat jelas, akan tetapi kompleksnya permasalahan pembangunan kota menyebabkan kota Medan masih dihadapkan kepada berbagai masalah dan tantangan perkotaan, antara lain:
1. Pelayanan publik.Walaupun belakangan ini, pemerintah kota telah berhasil meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, namun masih memerlukan peningkatan pelayanan yang lebih prima dan berkualitas, terutama pelayanan kepada masyarakat miskin khususnya bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, sanitasi lingkungan, adminsitrasi kependudukan dan pelayanan masyarakat lainnya.
2. BirokrasiSebagai regulator, fasilitasi dan layanan pada masyarakat, birokrasi pemerintahan kota Medan belum menunjukkan sebuah kinerja yang efisien. Hal ini disebabkan antara lain, belum dilaksanakannya sistem jenjang karier berdasarkan reward and punishment.
3. Infrastruktur kotaKota Medan sampai saat ini masih dihadapkan dengan persoalan fisik dan prasarana pokok yang terkait dengan sistem drainase, manajemen lalulintas, perumahan, permukiman, ruang terbuka hijau dan lingkungan hidup yang harus di atasi pada masa yang akan datang, dimana masalah dan tantangan tersebut tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah kota Medan.
Permasalahan infrastruktur lainnya adalah keberadaan bandara Polonia yang ada di tengah kota, yang menjadi penghambat pengembangan ekonomi dan investasi.
4. Penataan ruangPenataan ruang kota Medan belum berfungsi secara optimal sebagai instrumen strategis dalam pembangunan kota. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya degradasi lingkungan seperti banjir, kemacetan, permukiman kumuh,dan kesenjangan antara pusat kota dengan daerah lingkar luar, di samping masih lemahnya pengendalian penataan ruang kota.
5. Transportasi dan komunikasiLayaknya kota-kota metropolis pada umumnya, mobilitas barang dan orang bergerak sangat cepat, sehingga masalah transportasi dan komunikasi menjadi tuntutan mendasar.

Kepadatan lalulintas kota Medan berada pada ambang kritis sebagai akibat kurang berimbangnya infrastruktur jalan di bandingkan dengan jumlah kendaraan yang ada, selain itu sistem transportasi dan manajemen lalu lintas yang ada masih kurang efisien.

6. Masalah banjir dan persampahanMeskipun telah ada peningkatan usaha mengurangi wilayah genangan air, tetapi realitas banjir masih menjadi ritual tahunan kota Medan. Begitu juga masalah sampah masih mewarnai sudut-sudut kota bahkan pada saluran drainase kota yang harus ditanggulangi penanganannya.

7. Penataan pasar tradisional dan pedagang kaki limaKondisi pasar-pasar tradisional yang ada di kota Medan masih terkesan kumuh dan belum tertata dengan baik, serta keberadaan pedagang K-5 terkesan semerawut yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta keindahan kota. Di samping itu pengelolaan pasar tradisional belum mampu secara maksimal memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Medan.

8. Keamanan kotaKondisi kemananan kota Medan relatif kondusif namun kondisi tersebut harus tetap dijaga dan ditingkatkan dalam upaya terciptanya kota yang aman dan tentram, sekaligus menjadi daya dukung bagi penciptaan iklim yang kondusif bagi peningkatan aktivitas ekonomi dan investasi di kota Medan.

9. Pengangguran dan kemiskinanPengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah utama dalam pembangunan kota. Di mana pada tahun 2009 angka pengangguran sebesar 253.304 jiwa atau 12,05% dan angka kemiskinan 135.700 jiwa atau 6,40%. Dengan kondisi tersebut, untuk 5 tahun ke depan program ini menjadi prioritas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di samping masalah-masalah di atas, tantangan dan permasalahan pembangunan kota masih dihadapkan kepada permasalahan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), kesetaran dan keadilan gender, serta pembinaan seni-budaya lokal.

Masalah dan tantangan pembangunan kota tersebut hanya dapat diatasi secara optimal melalui partisipasi seluruh komponen masyarakat kota. Untuk itu, dengan didukung semangat dan kepedulian bersama serta dengan daya dukung seluruh komponen pembangunan kota yang ada dengan prinsip ‘’Medan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan besok Medan harus lebih cerah dari hari ini”.
bersambung

Tidak ada komentar: