Redaksi

Pemimpin Umum: Mahsin * Wkl Pemimpin Umum: Maruli Agus Salim * Pemred/Penjab: As Atmadi * Redpel: Edy Priono * Pemimpin Perusahaan: Kaya Hasibuan

Selasa, 26 Oktober 2010

Wisuda 700 Sarjana UMN Alwashliyah Semrawut

* Wartawan Tak Boleh Memotret

Medan-ORBIT: Wartawan Medan yang ingin meliput dilarang memotret kegiatan wisuda 700 Sarjana Universitas Muslim Nusantara (UMN) Alwashliyah Medan, merasa kecewa lalu meninggalkan tempat acara.
Informasi dihimpun Harian Orbit hingga Minggu (24/10), acara wisuda sarjana dan Akta Mengajar IV UMN yang berlangsung di Wisma Benteng  Jl Kapten Maulana Lubis Medan berlangsung Sabtu (23/10) berlangsung dua gelombang, pagi dan siang.

<!-- baca selengkapnya -->

Untuk acara wisuda berlangsung dua gelombang, pertama pagi berikut gelombang kedua dilaksanakan siangnya pukul 13 WIB. Untuk kegiatan wisuda dua gelombang tersebut,  pihak UMN tetap melarang wartawan memotret acara tersebut.
Humas UMN Zulkarnain Lubis saat dikonfirmasi wartawan Harian Orbit mengakui pelarangan memotret bagi wartawan yang hendak meliput acara tersebut.  “Wartawan sekalipun tidak dibenarkan memotret acara wisuda,” tegas Zulkarnain Lubis.
Alasannya wartawan diizinkan memotret, supaya keluarga wisudawan bisa ikut memotret acara. “Sebenarnya kalau itu alasannya, itukan soal teknis, bisa diumumkan dilarang memotret kecuali wartawan,” kata Tom salah seorang wartawan Medan yang kecewa atas pembatasan kebebasan pers tersebut.
Menurut Ketua Aliansi Jurnalis Inpenden  (AJI) Medan, Rika, sepanjang kegiatan tersebut dilakukan di ruang publik tidak dibenarkan untuk dihalang-halangi. Menghalang-halangi tugas wartawan adalah melanggar Undang-undang yang berlaku.
Belum lagi jika dikaitkan dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), sebut Tom, tindakan menutup informasi adalah pelanggaran. Bahkan, menurut Tom dan wartawan lainnya yang memilih berada di luar acara, terhadap larangan memotret tersebut mensinyalir ada sesuatu sengaja ditutupi pihak UMN.


Tanpa Sambutan RektorHasil pantauan wartawan yang berada di luar acara wisuda, menyaksikan semrawutnya acara di mana para wisudawan memakai toga di luar gedung, karena tidak disediakan tempat berganti pakaian.
Sementara wartawan yang bertahan dalam ruang wisuda melaporkan, sebagian besar keluarga wisudawan dan wisudawati terutama untuk gelombang kedua wisuda merasa kecewa dengan acara yang dikemas UMN. Acaranya tidak berjalan khidmad.
Menurut sumber salah seorang keluarga wisudawati yang kecewa, sangat menyayangkan  wisuda sarjana UMN tanpa lagu Indonesia Raya, ataupun lagu Padamu Negeri sebagaimana lazim dikumandangkan saat wisuda berlangsung.
Malah pada acara wisuda itu yang dikumandangkan oleh vocal grup lagu-lagu Etnis Batak dan lagu Barat Oh Carol. Hal itu, katanya, menyebabkan suasana wisuda itu tidak khidmad.
Apalagi pada acara tersebut tidak ada sambutan Rektor UMN Prof Hj Sri Sulistyawati, SH,MSi,Ph.D dan orasi ilmiah. Kemudian pemindahan jambul topi wisudawan dari kiri ke kanan dilakukan sendiri oleh wisudawan secara beramai-ramai.
Sambutan mewakili alumni dilakukan oleh Andri Gunawan SH, yang hanya membaca teks dengan nada hapalan yang kaku. “Kami datang jauh-jauh mau melihat acara wisuda berjalan khidmad, ternyata acaranya cuma begitu saja,” kata seorang keluarga alumni yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ada Yang Memotret
Belum lagi suasana di Wisma Benteng itu terlihat semrawut, para wisudawan dan keluarganya berdesak-desakan. Suasana jadi bertambah gerah dan memuculkan omelan, tidak disediakannya tempat ganti toga. Sementara kamar mandi penuh sesak dan air tidak mengalir.
‘Heran, akademisi kenapa tidak mempertimbangkan semua ini, sehingga anak saya harus memakai toga dan membuka toga di bawah pohon seperti ini,” kata Sembiring yang mengaku sangat kecewa dengan pelaksanaan wisuda UMN kali ini.
Sebagaimana diketahui, wisuda 700 sarjana UMN tersebut terdiri dari jurusuan Hukum, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa dan Sastra Indonesia, Farmasi dan lain-lain. Terdiri dari mahasiswa regular dan mahasiswa eksekutif yang kuliah untuk kepentingan sertifikasi guru.
Terkait dilarang wartawan dilarang memotret, ternyata saat Rektor UMN menyerahkan ijazah kepada wisudawan dan wisudawati ada yang memotret di atas panggung. Itu dilakukan ‘tukang foto’ yang diduga ada kerjasama bisnis dengan pihak UMN.
Pihak Humas UMN, Zulkarnain Lubis ketika dihubungi Minggu (24/10) melalui telepon selularnya no 081631400XXX berulang-ulang tidak diangkat dan dialihkan. Ketika dilakukan konfirmasi melalui pesan singkat (SMS) tidak mendapat jawaban.  Om-11

Tidak ada komentar: