Apabila termakan ikan berformalin, mual, muntah dan diare berkepanjangan. Dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, ginjal, sistem susunan saraf pusat dan kanker.
Medan-ORBIT: Sesudah Indomie mengandung zat pengawet berbahaya bagi yang mengkonsumsinya, kini masyarakat menjadi trauma dan mencurigai beredar ikan basah, ikan asin dan jenis makanan lainnya berformalin yang juga membahayakan kesehatan.
Untuk itu, masyarakat menjadi lebih hati-hati dan teliti dalam membeli bahan makanan. Sebab, perlahan tapi pasti zat formalin dengan mudah merasuk ke tubuh konsumen akibat ulah pedagang ‘nakal’.
Haryono (40) penduduk Meralen, Medan tiba-tiba merasa tenggorokannya terasa panas, perut terasa mual dan diare berkepanjangan. Setelah datang ke dokter, diketahui ia telah mengkonsumsi ikan asin peda yang mengandung formalin, dibeli dari warung di kawasan Marelan.
Lalu dokter yang merawatnya menyebutkan ciri-ciri ikan asin berformalin. Haryono tersentak, bahwa istrinya telah menggoreng ikan asin peda mengandung formalin seperti yang disebutkan dokter itu. “Awas ikan (foto) berformalin,” kata Haryono mengingatkan warga Medan agar tidak termakan ikan berformalin.
<!-- baca selengkapnya -->
Formalin adalah zat kimia yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat. Kini formalin diduga ada di setiap jenis makanan yang biasa menjadi santapan sehari-hari. Tahu, mi basah, kwetiau, ayam potong, baso, ikan asin, cumi, dan ikan basah lainnya.
Informasi yang dihimpun Harian Orbit Selasa (19/10), berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinas Kesehatan Kota Medan Suryani, terindikasi beredar di pasar tradisional di Medan.
Lebih Tahan Lama
Ciri-ciri yang paling mudah dindikasikan adalah, ikan basah, ikan asin yang sudah diberi formalin tidak dirubung lalat. “Lalat saja tahu bahayanya menyentuh ikan yang berformalin,” kata Haryono.
Menurut Suryani, formalin merupakan cairan yang banyak mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh seperti formaldehid yang terkandung di dalam air. Diakuinya, salah satu makanan yang banyak terindikasi menggunakan formalin adalah ikan segar. Sebab dalam waktu singkat ikan gampang membusuk.
“Untuk menyiasati hal tersebut, tak jarang pedagang menggunakan formalin sebagi pengawet,” katanya. Selain biaya menggunakan formalin lebih murah, dibanding menggunakan es. Sementara ikan dan makanan yang telah bercampur formalin dapat membuat tahan lebih lama.
Tidak Bau Amis
Suryani memberi resep untuk mengetahui jenis makanan dan ikan yang telah dicampur formalin. Hal tersebut dapat dilihat secara kasat mata, misalnya ada atau tidak lalat yang mau hinggap di atas ikan basah. Lalat tidak mau hinggap pada ikan yang berformalin. Kemudian insang ikan terlihat hitam dan bau menyengat penciuman.
“Jika ikan yang belum terindikasi formalin, maka sisik-sisiknya melekat dengan baik, dan pada bagian perutnya terlihat baik,” ujarnya. Nah, apabila makanan dan ikan yang sudah dieri formalin, dampak yang ditimbulkan bagi yang mengkonsumsi, dapat menimbulkan penyakit jantung, ginjal, hati, dan penyakit kanker.
Ketika disinggung terkait beredarnya makana berformalin di Medan, Irma enggan menjelaskan. Sebab, menurutnya, untuk itu sudah menjadi tanggungjawab Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPPOM) Kota Medan.
Sementara beberapa waktu lalu, Kepala Badan POM Medan, Drs Supriyanto Utomo Apt MKes menegaskan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel ikan yang diambil dari berbagai pasar di Medan belum terindikasi formalin.
Sampel ikan diambil untuk diperiksa yakni dari Pusat Pasar, Simpang Limun, Petisah, Pringgan, Pasar Cemara dengan jenis ikan gembung, dencis, selar dan kaso.
Namun pihak BPOM meminta agar sebaiknya masyarakat harus cerdas memeriksa ikan yang akan dikonsumsi, dengan cara mencium bau ikan. Karena biasanya bila sudah digunakan formalin ikan tidak bau amis lagi. Bahkan lalat pun tidak mau hinggap.
Lalat Tak Hinggap
Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia
Apabila tertelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
Makanan yang sering diberi formalin oleh pedagang ‘nakal’ misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Ayam potong berformalin berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. Bakso tidak rusak sampai lima hari. Ikan asin tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan. W arnanya bersih cerah, tidak berbau khas ikan asin dan tidak dihinggapi lalat. Om-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar