Redaksi

Pemimpin Umum: Mahsin * Wkl Pemimpin Umum: Maruli Agus Salim * Pemred/Penjab: As Atmadi * Redpel: Edy Priono * Pemimpin Perusahaan: Kaya Hasibuan

Kamis, 27 Januari 2011

Dugaan Korupsi Hibah 38 Ribu Dolar AS, Tesra Ananta Akui Suami Dipinjamkan Rp115 Jt

* Kadisnaksu Temui LDCC Pusat

Medan-ORBIT: Dugaan keterlibatan Drh Tesra Ananta, Koordinator Local Desease Control Centre (LDCC) atas penyimpangan dana hibah luar negeri sebesar 38 ribu Dolar AS semakin terang.

LSM Detektif Swasta Pemantau Indonesia Reformasi (d-spire) mendesak institusi hukum memeriksa dan memenjarakan Tesra Ananta. Desakan itu menyusul penjelasan Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Provsu, Drh Tetty E Lubis.

<!-- baca selengkapnya -->


Kepada Harian Orbit, Rabu (26/1), Tetty E Lubis buka bicara. Dia bilang bantuan Food Agriculture Organisation (FAO) itu merupakan tanggungjawab penuh anggotanya, Tesra Ananta.

“Bila terjadi penyimpangan atas dana tersebut, itu urusan Tesra mempertanggungjawabkannya baik secara administrasi maupun secara hukum,” tegas Tetty E Lubis lagi seraya menyebutkan tidak ada kaitan pengelolaan bantuan itu terhadap dirinya. Tetty tidak mau, Tesra yang makan nangka, tapi dia ikut kena getahnya.

Menyusul pemberitaan Harian Orbit, jelas Tetty E Lubis, selaku atasan dia telah meminta penjelasan dari Tesra Ananta. Diketahui bahwa hibah tersebut memang tidak melalui rekening Disnaksu. Kata Tetty, anak buahnya mengakui dana itu masuk melalui rekening pribadi Kordinator LDCC Tesra Ananta.

Pinjaman SuamiSelanjutnya, Tetty juga mengakui dalam klarifikasinya, Tesra mengakui meminjamkan dana hibah tersebut sebesar Rp115 juta kepada suaminya yang diambil dari rekening bank, namun pengembaliannya, aku Tesra kepada Tetty, tidak melalui setoran ke rekening bank. tapi dibayar dengan uang tunai sehingga itu seolah-olah dianggap sebagai nilai yang dikorup Tesra.

Dijelaskan, Disnaksu tidak pernah mencampuri dana hibah dimaksud walaupun lembaga tersebut berkantor di Disnak Sumut. Alasan Tetty, dana tersebut diperuntukkan bagi biaya operasional anggota LDCC yang ada di Kabupaten/Kota se Provinsi Sumut.

Menurutnya, FAO itu merupakan NGO internasional yang berpusat di Jakarta untuk Indonesia menjalin kerjasama dengan Pemprovsu Cq Disnaksu untuk pengendalian penyakit flu burung. Sekaitan itu, Disnaksu memfasilitasi kantor sebagai tempat pengendalian operasional maupun administrasi. “Jadi, Kadisnaksu hanya sebagai pengawas teknis kerja program itu”, tegas Tetty.
Kamis (26/1), katanya, dia harus berangkat ke Jakarta menemui pengurus LDCC pusat  guna mengklarifikasi duduk persoalan bantuan hibah tersebut.

 “Jika bantuan hibah ini menimbulkan kerusuhan dan menjelekkan citra Pemprovsu khususnya Disnaksu, ke depan kegiatan tersebut lebih baik ditolak saja. Buat apa kita menerima bantuan hibah kalau untuk menjelekkan nama Sumatera Utara”, dalih Tetty.

Ke KPKSebagaimana diberitakan sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Detektif Swasta Pemantau Indonesia Reformasi (d-spire) bertekad segera melaporkan dugaan penyimpangan bantuan hibah Luar Negeri itu ke KPK.

Bantuan hibah itu mengucur sejak November 2007, diduga terus mengalir deras ke rekening pribadi Tesra Ananta. Ironisnya, saldo kas per Oktober 2010 setelah dirupiahkan tinggal Rp951 juta. Itu pun tak jelas lagi keberadaannya.

d-spire juga mengindikasikan, modus dugaan penyimpangan hibah itu terkoordinir mulai dari tingkat pusat hingga propinsi.  Berdasarkan investigasi dan informasi yang dihimpun Harian Orbit hingga, Kamis (20/1), di Medan menyebutkan bantuan hibah itu mengucur sejak November 2007 sejumlah $14.000,- lebih.

Selanjutnya kucuran dana yang terus mengalir deras ke rekening pribadi Tesra Ananta itu Tahun 2008 hingga 2010 bertambah menjadi $24.000,-
Ironisnya, disebut-sebut saldo kas per Oktober 2010 setelah dirupiahkan tinggal Rp951 juta, itu pun tak jelas lagi keberadaannya. Om-24/Or-01b

Tidak ada komentar: