Redaksi

Pemimpin Umum: Mahsin * Wkl Pemimpin Umum: Maruli Agus Salim * Pemred/Penjab: As Atmadi * Redpel: Edy Priono * Pemimpin Perusahaan: Kaya Hasibuan

Kamis, 16 Desember 2010

Rahudman Harahap Solidaritas Kepada Rakyat, Tegas Kepada Staf


MENGHADAPI berbagai kritik di tengah gencarnya sorotan terhadap upaya hukum yang dibebankan ke pundak pria yang satu ini, ternyata tidak membuatnya lesu darah mewujudkan visi pembangunan Kota Medan lima tahun ke depan.

Pria berkumis tebal kelahiran (Padanghasior) Gunungtua tahun 1959 ini adalah Rahudman Harahap (foto). Sang pamong yang malang melintang mengabdikan usianya untuk mengurusi masyarakat dan pemerintahan. Mulai dari Kota Pematangsiantar tahun 1990, ke Kabupaten Tapanuli Selatan hingga memasuki Tanah Deli.
<!--baca selengkapnya-->


Mengawali karir sebagai Sekcam di Pematangsiantar, sebagai Sekdakab Tapsel, Asisten di Pemprovsu hingga dihunjuk menjadi Penjabat Walikota Medan.
Kemampuannya yang tahan uji membuat rivalnya pada Pemilukada Kota Medan tak mampu membendung dukungan masyarakat Medan yang optimis terhadap kesejahteraan masyarakat Medan di tangan alumni SMAN Padangsidimpuan tahun 1977, IIP Jakarta tahun 1989 dan jebolan Magister Management Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) tahun 2003 ini.

Keberhasilan Rahudman Harahap menjadi pamong serta menatap arah pembangunan Medan Metropolitan antara lain didukung dengan cara pandangnya menempatkan landasan etika politik dengan memperhatikan prinsip pluralisme, jaminan atas Hak Azasi Manusia (HAM), solidaritas dan kedaulatan rakyat.

Berdasarkan empat etika politik itu, Rahudman bertekad membangun komunikasi politik untuk masyarakat Kota Medan yang menurutnya, telah bersusah payah membangun demokrasi di kota tercinta ini.

"Saya menyadari betapa pluralnya Kota Medan ini," kata Rahudman yang cukup menghargai peningkatan perlindungan HAM dan faham solidaritas  dalam mewujudkan visi dan misi menjadikan Medan metropolitan yang aman, tertib dan sejahtera.
Rahudman optimis, semua itu dia lakukan untuk kedaulatan rakyat yang sudah memberikan kepercayaan kepada dirinya mengendalikan Kota Medan.

Mewujudkan Mimpi

Menjadi Walikota Medan, bagi Drs H Rahudman Harahap, MM, bukan semata mengenggam kekuasaan. Lebih dari itu, Rahudman mempunyai mimpi untuk membangun Kota Medan ini bersama rakyat masyarakat. “Saya akan menjadi walikota milik semua suku, semua agama, bagi seluruh masyarakat Kota Medan,” kata Rahudman.

Lihat saja, Rahudman mengembalikan fungsi beberapa ruas jalan di Kota Medan. Hasilnya, kini sudah bisa dinikmati masyarakat Medan. Lihatlah juga jalan alternatif Pasar Meranti. Puluhan tahun jalan itu dikuasai pedagang, sehingga tak bisa digunakan untuk kepentingan umum.
Kini jalan tersebut menjadi jalan alternatif untuk mengurangi kemacetan di Jalan Gatot Subroto. Melalui pendekatan persuasif, kini fungsi jalan itu telah dikembalikan. Sementara, pedagang-pedagangnya dipindahkan ke tempat yang lebih layak di Gang Khandak.
Puluhan tahun badan Jalan Kemiri I dan Jalan Seksama tidak berfungsi, kerap dipenuhi sampah dan berlumpur. Sekarang sudah dibeton agar kuat dan bisa dilalui kendaraan dan banyak  gebrakan lain di sektor jalan dan drainase di 21 kecamatan yang berakses kepada pemindahan pedagang.

Data pada Dinas Bina Marga Kota Medan, panjang jalan yang baik sampai tahun 2008 hanya sepanjang 2.045.160 meter dari total 2.951.380 meter panjang jalan di Medan. Nah, selama 2009, terjadi perbaikan signifikan. Sehingga panjang jalan di kota ini yang boleh dikatakan layak sudah mencapai 2.085.314,96 meter.

Keseriusan melakukan pembenahan infrastruktur juga diwujudkan Rahudman dengan melahirkan Peraturan Walikota (Perwal) Medan No. 9/2009 tentang larangan mendirikan bangunan di atas drainase. Komitmen ini ternyata mencuri perhatian pusat yang kemudian menganugerahi Pemerintah Kota Medan dengan predikat terbaik dalam perbaikan dan perawatan infrastruktur.

Pengharagaan itu langsung diberikan oleh Kementrian PU Republik Indonesia.
Dalam memimpin Kota Medan, Rahudman yang dilantik 26 Juli 2010 menunjukkan tipe kepemimpinan yang tidak asal terima laporan. Dalam upaya perbaikan fungsi jalan dan drainase, dia selalu tampil menyaksikan lansung. Saat pembersihan Jalan Veteran, misalnya, dia beberapa kali terlihat berdialog dengan masyarakat sekitar guna menanyakan apakah pekerjaan yang dilakukan hasilnya bisa dirasakan atau tidak.

Kerja keras yang dilakukan Rahudman, tentu bukan karena keinginan semata yang muncul secara tiba-tiba.  Rahudman Harahap memiliki pengalaman dan kemampuan untuk memimpin kota ini secara memadai. Lebih dari itu, Rahudman, merupakan birokrat tulen dan pamong yang sangat mengerti kebutuhan masyarakat.

Rahudman yang mempunyai prinsip hidup berupaya membuat orang lain merasa senang dan selalu berusaha menghindarkan permusuhan ini, dalam banyak kesempatan tak pernah lupa memelas partisipasi rakyatnya untuk memberikan doa dan dukungan serta saran bersama-sama masyarakat menjadikan Kota Medan lebih baik, menuju Medan Metropolitan Aman Tertib dan Sejahtera.

Kepada staf dan 'pasukan' kerjanya, Rahudman juga nyaris tak lupa mengatakan satu hal yang sangat prinsip untuk keberhasilan tugasnya. Adalah permintaan agar jajaran SKPD dan staf dapat memisahkan antara Walikota dengan Rahudman.
Ia menilai, banyak staf dan pejabat yang tidak senang akan dirinya, untuk itu ia mengajak pejabat pejabat yang memiliki persamaan visi dan misi dalam melanjutkan pembangunan Kota Medan.

Terbukti, Rahudman pun menjadualkan pemanggilan semua pejabat eselon II, untuk memberikan paparan program kerja dan kinerja yang telah dilakukannya selama masa 100 hari kepemimpinannya. "Jika ada pejabat yang tidak mampu sebaiknya mundur”, itu bentuk ketegasannya dalam memimpin.

Proritas Program
Pemko telah melakukan agenda program kerja 2011 ,antara lain pembangunan tower Rusunawa ditiga lokasi yakni Rusunawa dikawasan Suka Ramai, Rusunawa di Labuhan Deli dan Rusunawa di Medan Deli, yang rencananya akan memiliki 96 kamar dan telah melakukan penandatanganan Mou terhadap pembangunan tower tersebut.

Pada sektor lain, ketegasan Rahudman juga tak kunjung surut. Dia juga telah merealisasikan pelayanan kesehatan masyarakat di setiap kecamatan full 24 jam. Pencanangan Puskesmas 24 jam harus benar-benar beroperasi 24 jam penuh (non stop). Jam layanan itu tak bisa ditawar-tawar karena memang diprogramkan untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Dia menyadari  program kesehatan yang baru dimulai itu masih butuh pengawasan. Jika ada yang tidak sesuai seharusnya dilaporkan untuk dievaluasi. “Itulah, usaha kita sekarang mengawasinya,” sebutnya.

Banyak Harapan
Kalangan masyarakat Medan berkeyakinan bahwa masih sangat banyak yang harus dibenahi di kota ini. Terutama di bidang infrastruktur, pelayanan publik yang menyangkut kebutuhan hidup masyarakat yang implementasinya menjadi wewenang pemerintah kota sebagai aparatur yang paling dekat dengan masyarakat.

Masyarakat berharap, Rahudman-Eldin berkaca pada pemimpin Kota Medan sebelumnya, dalam arti meniru baiknya dan menghindari buruknya. Jangan sampai Rahudman berurusan dengan KPK karena korupsi, atau harus berurusan dengan Poldasu karena tindakan lainnya.

Fokuslah membangun Kota Medan ke arah yang lebih baik,” ujar Rektor Universitas Dharma Agung Medan Prof Dr Robert Sibarani MS dalam satu kesempatan beberapa waktu lalu.

Tidak ada komentar: