Keyboard Porno ‘Mak Lampir’ Terus Merebak di Sergai
Saat nafsu birahi sudah tinggi didorong minuman keras, menyelipkan uang pecahan Rp100.000 kepada biduan di celana biduan yang menari-nari menggeliat seperti cacing terkena abu panas.
Medan-ORBIT: Astagfirullah. Itulah ucapan muncul dari masyarakat yang normal melihat fenomena hiburan di daerah ‘Tanah bertuah negeri beradab’, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Banyak warga Sergai mulai merasakan, moral masyarakat Kabupaten Sergai yang dipimpin T Herry Nuradi rusak dan melenceng jauh dari falsafah daerah itu sebagai negeri ‘Tanah bertuah negeri beradab’. Putra daerah meminta Bupati menindak keyboard tak bermoral itu, jika tidak mereka akan demo meminta Ery Nuradi mundur saja.
Informasi yang dihimpun Harian Orbit hingga Senin (11/10), faktanya hiburan masyarakat yang dikenal dengan ‘Keyboard Mak Lampir’ bebas manggung layaknya tarian striptis setengah bugil meliuk-liuk dengan gaya erotis di depan anak-anak, remaja dan masyarakat umum.
Tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum, tidak juga ada perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk melarang ‘Keyboard Mak Lampir’ di daerah pemekaran Deliserdang itu.
Pasangan Senggama
Dibeberkannya, tarian setengah bugil di atas panggung itu bahkan sudah sangat meresahkan. Masyarakatpun menggelarnya ‘Keyboar Unyil’, atau ‘Keyboard Bongkar’ yang artinya penyanyi siap membongkar satu-satu pakaian yang dipakainya hingga tinggal celana dalam dan kutang (BH) saja. <!-- baca selengkapnya -->
“Kalau sudah tengah malam, lebih dahsyat lagi. Saat lampu temaram, seluruh penyanyi keyboard semakin panas. Kalau ada yang bayar lalu menyuruh buka baju, ya dibuka saja,..,” kata Paiman warga Sergai.
Warga lainnya, Evi (28) mengatakan, tarian striptis sudah menjadi rahasia umum dan semakin merebak. “Bagi masyarakat Serdangbedagai hampir seluruh masyarakat mengetahui prilaku maksiat itu, namun diam saja. Pemerintah pun diam saja,” kata Evi.
Contohnya, tarian setengah bugil yang disaksikannya masayarakat pematang Sijohan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai dengan nama Nona Musica, baru-batu ini. Biduan (penyanyi) setengah bugil menari di atas panggung di kelilingi pria tua dan remaja berjoget disaksikan masyarakat sekitar dengan decak kagum dan gembira.
Semakin ada tepukan, merasa mendapat sambutan para penari setengah bugil itu menggoyang-goyangkan pinggulnya secara erotis layaknya gerakan pasangan sedang senggama hingga mengundang birahi.Tak BermoralMasyarakat yang mengelilinginya dengan bermodalkan uang Rp5.000 rupiah hingga Rp100.000,- lalu menyelipkan uang di daerah alat vital kewanitaan yang sesungguhnya tak layak dilakukan di depan umum.
Bahkan, berbagai cara masyarakat menyumbangkan uang pecahan itu, yakni sambil menari diiringi irama musik dangdut menjulurkan jari-jarinya yang menjepit uang pecahan ke bagiaan terlarang di dada biduan. Kemudian ada yang menggunakan mulut menyelipkan uang pecahan di bagian dada penari yang menyembul terbuka.
Nahujubillah minzalik. Saat nafsu birahi sudah tinggi didorong dengan minuman keras (miras), anggota masyarakat yang akan menyumbankan uang pecahan Rp100.000 kepada biduan menyelipkan di celana dalam para biduan yang menari-nari menggeliat seperti cacing terkena abu panas.
“Aksi panggung di depan umum ini perbuatan yang sangat tidak beradab di daerah tanah bertuah negeri beradab, Seharusnya ini sudah dikenakan sanksi dalam undang-undang pornografi dan porno aksi,” tegas Rozi Al-Banjari.
Ditambahkan Rozi, terkait persoalan penyakit sosial masyarakat tersebut, ini mencerminkan kegagalan para pemimpin di daerah itu. Pemimpin di Sergai gagal dalam pembinaan moral masyarakat.
“Jika hal ini tidak segera ditindak tegas, sebagai putra daerah kita akan menggelar aksi demo dan meminta Bupati Erry Nuradi mundur serta melakukan langkah hukum terhadap para pelaku dan penyedia jasa tarian tak bermoral itu,” pungkasnya. Om-20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar