Medan-ORBIT: Keberadaan calo tiket di Bandara Polonia sudah sudah menggurita. PT Angkasa Pura selaku pengelola Bandara Polonia harus secepatnya bertindak dan menertibkannya.
Atas persoalan itu, elemen rakyat gerah dan angkat bicara. Menurut Ketua Umum LSM Topan, Drs Akbari Rosja kepada Harian Orbit, Selasa (5/10), calo tiket di Bandara Polonia sangat meresahkan penumpang. Karenanya, calo yang bebas bergentayangan itu segera tertibkan.
“Calo tiket sangat meresahkan penumpang. Maka harus secepatnya ditertibkan. Jangan sampai timbul ‘image’ calo ini sengaja dipelihara oleh pengelola Bandara Polonia PT Angkasa Pura,” tegas Akbar.
Diterangkan, banyaknya calo tiket di Bandara Polonia ini, sudah menjadi buah bibir warga kota Medan maupun warga kota lain yang berkunjung ke Medan. Anehnya, Pekerjaan Rumah (PR) bagi pihak pengelola Bandara Polonia Medan tersebut tak kunjung tuntas.
Akbar menilai, bagi PT Angkasa Pura, calo tiket tersebut dianggap biasa saja dan bukan merupakan masalah. Padahal, katanya, bandara merupakan salah satu tampilan ‘wajah’ mengenai Kota Medan. Artinya, bila dalam bandara saja turis lokal maupun mancanegera resah, maka tidak akan kembali lagi.
“Penilaian masyarakat dan turis sebenarnya pertama di Bandara. Kalau sudah Bandara sudah amburadul, semua akan menciptakan image jelek,” tambah Rosja.
<!-- baca selengkapnya -->
Ditandaskan, pemandangan semrawut dan rasa tidak nyaman setiap hari bisa disaksikan. Saat berada di terminal keberangkatan dalam negeri, lanjutnya, maka sudah terlihat penataan dan kios penjualan sovenir yang asal jadi.
Ditambah lagi, mobil pribadi dan taksi yang menaikkan dan menurunkan penumpang sesuka hati. Belum lagi, lanjutnya, tingkah calo yang berkeliaran mengejar ‘mangsa’ untuk menawarkan jasa membeli tiket, tentunya menambah amburadulnya Bandara itu.
“Pokoknya berada di Bandara Polonia kita merasa tidak nyaman. Tapi, kalau berada di Bandara daerah lain, hal ini tidak terjadi. Calon penumpang yang akan bepergian menggunakan maskapai penerbangan, cukup mendatangi loket yang tersedia dan tidak berapa lama sudah memegang tiket yang diinginkannya,” ucapnya.
Hal senada dikatakan Ketua LSM Tumpas Muklis SE. Dikatakan, Bandara Polonia diibarat terminal angkutan. Padahal warga bepergian menggunakan pesawat yang harganya mahal. Harusnya, biaya di keluarkan masyarakat tersebut sesuai dengan fasilitas di Bandara tersebut.
Karena itu Muklis menduga, keberadaan calo tiket tidak akan leluasa bila tidak ada kerjasama dengan orang dalam. Artinya, kerjasama ini bisa saja dengan petugas loket maskapai penerbangan maupun pihak Angkasa Pura.
Pasalnya, terangnya, untuk menertibkan calo tiket adalah pekerjaan mudah. Caranya, pengelola cukup menurunkan beberapa orang petugas di lokasi penjualan tiket. Lalu masyarakat yang akan bepergian diarahkan petugas membeli tiket di loket maskapai yang sudah tersedia.
“Kalau memang berniat menertibkan calo tidak sulit. Tetapi saya menduga mereka sengaja ‘dipelihara’,” tegasnya.
Sementara itu, saat wartawan mencoba mengkonfirmasi keberadaan calo di Bandara Poloni ini, tak satupun pihak Angkasa Pura yang mau berkomentar.
Om-Erw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar