* Diduga Subkan Pekerjaan Kepada Pihak Kalah Tender
Janji, GSG Sumut dapat digunakan April 2011 kelihatannya hanya impian kosong. Waktu tinggal 84 hari kerja lagi untuk deadline April 2011. Perampungan gedung senilai Rp144 M itu menjadi impian Gubsu HT Rizal Nurdin (almarhum).
Janji, GSG Sumut dapat digunakan April 2011 kelihatannya hanya impian kosong. Waktu tinggal 84 hari kerja lagi untuk deadline April 2011. Perampungan gedung senilai Rp144 M itu menjadi impian Gubsu HT Rizal Nurdin (almarhum).
Medan-ORBIT: Gedung Serba Guna (GSG) Sumatera Utara di kompleks perkantoran Gubsu Jl William Iskandar Medan Estate, sudah menelan dana Rp60 miliar lebih APBD Sumut dalam enam tahap pembangunan, dimulai Tahun 2002 hingga 2007.
Pembangunan Tahap VII (multi year), GSG kembali ‘mencekik’ uang rakyat sebesar Rp53,8 miliar lebih Tahun Anggaran 2009-2011.
Banyak kalangan menggaungkan protes penyetopan pembangunan GSG itu, ketika 2009 lalu GSG yang berselimut ilalang dan semak belukar itu diterlantarkan. Desakan audit oleh auditor independen penggunaan anggaran pembangunan GSG hingga julukan GSG proyek Dinas Tarukim Sumut yang mubazir mengalir deras.
<!--baca selengkapnya-->Pembangunan Tahap VII (multi year), GSG kembali ‘mencekik’ uang rakyat sebesar Rp53,8 miliar lebih Tahun Anggaran 2009-2011.
Banyak kalangan menggaungkan protes penyetopan pembangunan GSG itu, ketika 2009 lalu GSG yang berselimut ilalang dan semak belukar itu diterlantarkan. Desakan audit oleh auditor independen penggunaan anggaran pembangunan GSG hingga julukan GSG proyek Dinas Tarukim Sumut yang mubazir mengalir deras.
Namun, tetap saja sorotan itu dianggap penghias halaman surat kabar atau suara brisik media elektronik bagi penguasa Sumatera Utara. GSG akhirnya diteruskan dengan pembangunan Tahap VII (Multi Year) TA 2009 s/d 2011 dengan nilai kontrak Rp53.883.200.000,-.
Pantauan Harian Orbit, Selasa (18/1), di areal GSG target perampungan hingga April 2011 seperti dijanjikan Kadis Tarukim Syafrudin Siregar alias Cacuk hanya isapan jempol.
Pasalnya, dari pengamatan menggambarkan, kuantitas pekerjaan hingga rampung sebagaimana diplaningkan PT DK selaku konsultan perencana GSG, diprediksi memerlukan waktu hingga akhir tahun 2011, bahkan bisa mencapai tahun 2012.
Bagian atas gedung berukuran 110 X 110 meter di atas areal seluas 225 x 225 meter untuk formasi lingkaran tribun tempat duduk yang diperkirakan berkapasitas 7.500 penonton itu baru tahap pemasangan kerangka atap. Teras akses pintu di berbagai sisi gerbang gedung masih sebatas tiang dan balok cor. Belum lagi lantai yang masih berserakan dengan sis material bangunan.
Kemampuan pihak pelaksana PT MSJ berkantor di Jl Bilal Medan itu yang terikat dengan kontrak nomor 27.I/565-VII/P-IV/2010 Tanggal 12 April 2010 itu diprediksi tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan dalam 365 hari kerja. Mengingat, mengakhiri April 2011 tinggal 84 hari lagi.
Sumber Harian Orbit di Medan menyebutkan, PT MSJ bakal berurusan dengan institusi hukum. Selain diprediksi tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak, disinyalir pihak PT MSJ mensubkan pekerjaan kepada salah satu perusahaan conterpart (lawannya) pada sesi pelelangan yang digelar Dinas Tarukim.
Disebutkan, lelang pekerjaan kelanjutan pembangunan GSG Tahap VII (Multi Year) TA 2009 s/d 2011 itu dilaksanakan dua kali tender. Tender I (pertama) dimenangkan PT MSJ mengalahkan perusahaan yang antara lain ‘pengantinnya’ adik kandung orang nomor atas Sumut, dengan nilai penawaran Rp47 miliar.
Namun entah bagaimana dinyatakan diulang. Tender berikutnya kembali digelar, dengan peserta pendaftar yang ikut hingga tahapan prakualifikasi dan penawaran tetap lima perusahaan yang disinyalir berkolaborasi menjadi dua.
Yang terjadi saat penawaran nilainya ‘tembak plapound’ Rp53 miliar lebih. Panitia memenangkan PT MSJ.
Namun pekerjaan disubkan kepada perusahaan yang kalah tender, disebut-sebut nepotismenya oknum pejabat teratas Sumut.
“Memang yang bekerja brinitial JN menantu LS yang pernah dikenal sebagai bos perkebunan milik BUMN di Sumut ini. LS dari pihak perusahaan yang kalah tender yang mengerjakan proyek kelanjutan GSG itu sekarang,” bebernya.
“Memang yang bekerja brinitial JN menantu LS yang pernah dikenal sebagai bos perkebunan milik BUMN di Sumut ini. LS dari pihak perusahaan yang kalah tender yang mengerjakan proyek kelanjutan GSG itu sekarang,” bebernya.
Sayangnya ketika hal ini dikonfirmasikan Harian Orbit kepada Tengku Sulaiman dari PT MSJ di nomor HP 0811644XXX tidak berkenan melayani panggilan telepon. Justru dalam balasan SMS konfirmasi yang dikirimkan, Sulaiman menyarankan Harian Orbit menghubungi Joner Napitupulu.
Namun ketika Harian Orbit menghubungi Jonner by phone di nomor 08126089XXX yang disebut-sebut yang bertanggungjawab ‘di bawah tangan’ melaksanakan pekerjaan dari pihak yang kalah tender juga tak berkenan melayani panggilan telepon.
Impian Rizal Nurdin
Rencana pembangunan GSG lahir dari impian mantan Gubsu almarhum HT Rizal Nurdin seusai PON XV tahun 2000 di Surabaya, untuk membawa even empat tahunan itu ke Sumatera Utara. Soalnya, daerah ini sudah lama tidak menjadi tuan rumah even tersebut, sejak PON III tahun 1953.
Selain itu, Sumut hanya punya Stadion Teladan yang sudah tua dan bahkan tidak layak pakai untuk kompetisi Liga Super 2008, GOR Veteran yang kondisinya memprihatinkan, GOR PBSI yang sering bocor dan berkapasitas kecil serta Gelanggang Remaja yang tidak representatif lagi.
Atas dasar itulah, GSG mulai diwujudkan dengan sasaran awal Pekan Olahraga Wilayah Sumatera (Porwil) 2007. Tapi, lebih dari 3 tahun HT Rizal Nurdin meninggal dunia, semua impiannya belum kesampaian.
GSG dibangun dengan kapasitas sekitar 7.500 penonton. Gedung dengan tribun penonton dua tingkat ini bisa dipergunakan untuk berbagai event nasional hingga internasional. Dari mulai kejuaraan-kejuaraan olahraga hingga konser musik dan pertunjukan-pertunjukan kelas dunia.
Dengan sistem pengelolaan yang ditangani secara profesional, intensitas kegiatan akan meningkat dan otomatis bisa dialokasikan untuk biaya perawatan hingga menambah income daerah. or-01b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar