Redaksi

Pemimpin Umum: Mahsin * Wkl Pemimpin Umum: Maruli Agus Salim * Pemred/Penjab: As Atmadi * Redpel: Edy Priono * Pemimpin Perusahaan: Kaya Hasibuan

Kamis, 17 Februari 2011

PLTP Sorikmarapi Atasi Krisis Listrik

* Target PAD Madina Tahun 2015 Rp1 T


Kades Roburan Rahmad SPd, pemilik lahan Siti Nurbaya dan tokoh masyarakat Muhammad Nasir Batubara, mengamati pipa eksplorasi energi panas bumi di pinggang bukit Huta Injang, Roburan, Kec Panyabungan Selatan.

Meski masih sedang menghadapi gugatan konsorsium Medco-Ormat  di PT TUN Medan, tahapan proyek PLTP Sorikmarapi tetap dimulai. Ditargetkan tahun 2014 sudah berproduksi sehingga diharapkan mampu mendongkrak PAD mencapai Rp1 triliun pada 2015.

Medan-ORBIT: Aktivitas pencarian titik sumber daya alam (eksplorasi) panasbumi Sorikmarapi di Kabupaten Madina, Sumatera Utara bukan cerita lama yang basi.


<!-- baca selengkapnya -->

Khususnya bagi warga Desa Sibanggor, Kecamatan Puncak Sorikmarapi, Desa Roburan Kecamatan Panyabungan Selatan dan kawasan wisata Sampuraga, Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat.

Langkah pemerintah untuk menanggulangi krisis listrik melalui realisasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) di Sorikmarapi segera terealisasi, di tengah kesibukan menghadapi gugatan konsorsium Medco-Ormat di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Medan yang saat ini memasuki tahapan sidang untuk mendengar keterangan saksi-saksi.

“Sebagai orang yang memahami hukum, saya tidak akan mengkuatirkan gugatan itu, hingga ke MK gugatan itu akan kami hadapi dengan tidak gegabah,” kata mantan Bupati Madina Amru Helmi Daulay, kepada wartawan, Rabu (16/2), di Medan.

Dikatakan, tahapan proyek PLTP Sorikmarapi sudah dimulai, ditargetkan rampung dan mulai produksi tahun 2014. Amru Daulay optimis, realisasi proyek tersebut dapat mengubah wajah Madina dan bakal mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp1 triliun pada 2015.

Didampingi Kabid Pertambangan dan Energi Dinas Pekerjaan Umm & Pertambangan Energi (PUPE) Madina Parmonangan Hutasuhut ST, Amru Daulay menyebutkan konsorsium Supraco-Tata-Origin sudah melaksanakan eksplorasi dengan menurunkan 40 teknisi ahli di lima kecamatan titik proyek PLTP Sorikmarapi.

Parmonangan menambahkan pihaknya juga telah melakukan berbagai tahapan kerja dan sosialisasi keberadaan PLTP kepada masyarakat, diharapkan dapat memahami model kerja PLTP yang ramah lingkungan tidak seperti yang sempat digemboskan oknum yang tidak bertanggung jawab kepada warga di WKP tersebut.

Amru menyebutkan, untuk mendukung pengerjaan PLTP Sorikmarapi, puluhan jembatan segera dibongkar dan dibangun, badan jalan dibenahi agar dapat dilintasi truk pengangkut material proyek.

Perusahaan Bonafit
Amru Helmi mengakui, karena PLTP Sorikmarapi merupakan proyek yang bukan tanggung besarnya maka harus segera dikerjakan oleh perusahaan yang bonafit, benar-benar mapan dari sektor SDM, aset dan permodalan.

Ini yang menjadi alasan, sehingga panitia lelang terdiri dari unsur Pemkab Madina dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI memenangkan konsorsium Supraco-Tata-Origin dengan nilai penawarannya 8,10 sen per kwh selisih harga 0,14 sen per kwh  dibanding penawaran konsorsium Medco-Ormat 7,96 sen per kwh.

Menurut Amru, sebagai bupati waktu itu dia juga sangat hati-hati dalam mengambil keputusan akhir untuk memenangkan konsorsium Supraco-Tata-Origin. “Pertimbangan saya memperhatikan kuatnya jaminan tentang kelangsungan terlaksananya proyek tersebut di tangan Supraco-Tata-Origin,” jelasnya.

Amru belajar dari pengalaman, 11 tahun menjabat Bupati Madina, belum satu proyek pertambangan bumi yang menghasilkan dari puluhan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan di kabupaten itu.

Dia mencontohkan, PT Sorik Mas Mining yang memperoleh izin pertambangan dari Presiden RI untuk berusaha di kawasan Taman Nasional sejak 15 tahun lebih. “Pihak Pemkab mengalah, dan memberikan kesempatan, tapi tak juga menuai hasil, kecuali hanya ribut dan terus berkelahi,” katanya.

Amru mengungkapkan, kepada pihak Direktorat Panas Bumi Kementerian ESDM RI dia juga sudah mengatakan agar diberikan kepada Madina, perusahaan yang benar-benar bonafid untuk membangun PLTP Sorikmarapi.

Amru menyebutkan, tidak menginginkan hal buruk dialami PLTP Sorikmarapi seperti nasib memprihatinkan terjadi pada PLTP Sarulla yang dikerjakan Medco. “Jelas, masyarakat Madina tidak mau terjadi ketidakberesan seperti di PLTP Sarulla yang dikerjakan Medco,” katanya.

Andalkan ADB
Panitia lelang telah menjelaskan jauh hari sebelum acara pembukaan dokumen Tahap II tanggal 10 Mei 2010, bahwa penawaran harga listrik terendah dalam Tahap II tidak secara langsung menjadi pemenang lelang, melainkan harus dikaitkan dengan evaluasi program kerja dan kemampuan keuangan pada Tahap I.

Untuk mengembangkan WKP, Konsosrsium Medco-Ormat akan mengandalkan pinjaman dari ADB sebesar US$800.000.000 sampai US$900.000.000. Namun berdasarkan surat-surat  dari ADB tanggal 7 Mei 2010, 22 Juni2010 dan 6 Juli 2010 Konsorsium Medco-Ormat memperoleh konfirmasi yang menimbulkan keraguan mengenai kemampuan keuangan dan kesiapan Konsosrsium Medco-Ormat dalam membangun proyek.

ADB hanya akan memberikan bantuan pendanaan dengan bergantung pada hasil penilaian atas resiko proyek setelah proses uji tuntas dan harga pada saat pemberian pinjaman untuk proyek tersebutdi pasar pinjaman komersial, yang kesemuanya akan memakan waktu lebih dari 2 tahun. Tentu saja hal tersebut berpotensi pada keterlambatan proyek pengembangan WKP Panasbumi Sorikmarapi-Roburan-Sampuraga.

Dikatakan, konsorsium Supraco-Tata-Origin antara lain beranggotakan perusahaan terbesar antara lain di India dan Australia itu mempunyai kemampuan modal. Seperti Tata perusahaan terbesar di India memiliki modal mencapai Rp6 triliun. Origin di Australia memiliki aset Rp10 triliun.

“Saya tidak perduli, meski ada tekanan dari pihak ESDM, termasuk permintaan sejumlah oknum, agar hasil pemenang lelang itu dibatalkan dan diberikan kepada Medco, saya tidak mau,” katanya. Or-01b

Tidak ada komentar: